Jumat, 20 September 2013

BIOETANOL, ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BENSIN


Pengertian Bioetanol
Bioetanol adalah hasil dari fermentasi bahan nabati yang mengandung gula, pati dan selulosa  dengan menggunakan ragi atau khamir yang hasilnya dapat digunakan untuk bahan bakar.
Karakteristik Etanol
•    zat kimia organik berwarna jernih berberat molekul 46,07
•    titik didih 78 oC
•    berbau khas alkohol
•    berfase cair
•    mudah terbakar
•    dan dapat dibuat dari biomassa maupun fraksi minyak bumi.

Bahan Baku Bioetanol
•    Molases (limbah pembuatan gula)
•    Nira (nira aren, nira kelapa)
•    Umbi-umbian (singkong, ketela rambat, talas, ganyong, dll)
•    Serealia (beras, jagung, sorgum, dll)
•    Sagu
•    Sisa Hasil Pertanian (bagas, tongkol jagung, bekatul, dll)
•    Bahan-bahan lignoselulosa
Kelebihan Bioetanol
•    Etanol sbg pengganti TEL ataupun MTBE yaitu untuk meningkatkan angka oktan
•    Tidak mengakumulasi (CO2) sehingga ramah lingkungan
•    Relatif kompatibel dg mesin bensin

Proses Pembuatan Bioetanol

Untuk memproduksi bioetanol, pertama-tama dilakukan persiapan bahan baku. Bahan baku dapat berupa bahan nabati yang mengandung gula, pati maupun selulosa. Setelah itu dilakukan pembuburan atau yang biasa disebut liquifikasi agar mempermudah untuk diolah pada proses selanjutnya. Setelah itu, bahan yang berpati dan berselulosa di hidrolisis dengan penambahan asam sulfat H2SO4 untuk memecah gula. Proses selanjutnya adalah fermentasi dengan cara pemberian khamir, ragi atau starter di ruang anaerobik selama kurang lebih 7 hari pada suhu kamar (28-30oC). Etanol hasil fermentasi biasanya masih tercampur dengan air dan bahan lain sehingga diperlukan proses distilasi untuk mendapatkan etanol dengan kadar 95%. Prinsip kerja distilasi adalah berdasarkan perbedaan titik didih.etanol memiliki titik didih lebih rendah dari air yaitu 78oC, maka pada saat dipanaskan etanol akan lebih dulu menguap sehingga air dan etanol dapat dipisahkan.  Untuk digunakan sebagai bahan bakar, kadar etanol setidaknya harus 99%, maka dari itu dilakukan proses lanjutan yaitu dehidrasi dengan menggunakan zeolit atau batu kapur (CaO).


Cara kerja dehidrasi dengan menggunakan kapur (CaO):
•    Jenis Kapur yang digunakan adalah kapur aktif (CaO).
•    Kalsium Oksida ( CaO ) akan bereaksi dengan air menjadi Kalsium Hidroksida ( CaOH ).
•     Setiap 4 Lt etanol 95 % dimurnikan menjadi 99 % dibutuhkan 1 kg kapur.
•    Kapur ditumbuk menjadi halus kemudian dimasukan kedalam tabung yg berisi etanol setelah 24 Jam semua air akan berekasi,kemudian didistlasi sehingga menjadi Etanol 99 %.
Kelemahan dari metode ini sekitar 20 % etanol ikut terserap oleh kapur , dan untuk memisahkanya perlu pemanasan pada temp. 350 º C , sehingga biasanya di biarkan terbuang menjadi limbah kapur
  


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More