Kkai
atau kompetisi kincir angin indonesia merupakan lomba yang diselenggarakan oleh
dikti. Lomba ini rutin diselengarakan pada setiap tahunya dimulai pada 2011.
Pada awalnya kami tim kincir angin politeknik negeri jember ikut serta pada
tahun 2012. Pada saat itu kami memebentuk tim secara spontan, ketika sedang
mengadakan acara tasyukuran pasca acara seminar lokal. Pada saat itu juga tim
kincir angin terbentuk dan yang terdiri dari mahasiswa teknik energi terbarukan
khususnya semester 3. Karena kurun waktu yang sempit kami pun menyelesaikan
proposal dengan secepatnya. Dan akhirnya kami mengirim proposal tersebut dan
menetapkan nama timi kami yaitu tim “Wind Power POLIJE SEMRIWING1”. Dengan terkirimnya
proposal tersebut kami juga telah dibantu merancang konsep oleh dosen sekaligus
pembina kami saat itu yaitu Bpk. Junaidi, SE. Beliau merupakan dosen yang
selalu mendukung kami dan tentunya dosen lainnya dari program studi Teknik
Energi Terbarukan juga ikut serta mendukung kami. Dan hari pengumuman kami
sangat bergembira karena kami telah lolos tahap proposal. Kami sangat bahagia
karena mendapat setitik harapan untuk kami berkarya ditingkat nasional. Akan
tetapi tim kami mendapat sebuah kendala yang sangat besar yaitu tidak mendapat
restu dan pihak dari kampus kami masih meragukan kemampuan dari tim kami.
Selain itu kurun waktu untuk pelaksanaan lomba pun sangat sedikit. Akhirnya kami
pun menunda untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut.
Setelah
sekian lama menunggu kesempatan kedua, akhirnya pada tahun 2014 kesempatan itu
tiba. Dan ternyata waktu penyelengaraan lomba KKAI tersebut lebih cepat dari
pada tahun sebelumnya. Secara tak terduga kampus kami diundang untuk ikut serta
dalam sosialisasi lomba KKAI. Dan dua orang dari tim kami segera berangkat
menuju ke Jogja untuk mengikuti acara tersebut. Kemudian kami pun memulai untuk
mengerjakan proposal dari kincir angin kita dengan sedikit perubahan pada dosen
pembimbing kami yaitu bapak Ir. Joko Wibowo. Pada proposal kami yang kedua ini
kami tetap mengunakan konsep kami pada proposal tahun lalu. Kami lebih
mematangkan konsep dan lebih mendetailkan design dari kincir angin kami dan
proposal siap untuk dikirimkan. Akhirnya hari pengumuman pun tiba dan tim kami
lolos tahap pertama. Sedikit rasa khawatir muncul akan terulangnyai peristiwa
seperti pada tahun lalu. Namun setelah meyakinkan dan menunjukan semangat kami
pada pihak kampus, tim kami pun untuk pertama kalinya mendapatkan restu dan
kesempatan untuk berkarya dengan konsep kincir angin kami di tingkat nasional.
Target selanjutnya adalah lolos progres report. Selah hampir 1 bulan lebih kami
membangun karya kami dengan tak kenal lelah. Dan pada saat itu pula masuk dalam
bulan ramadhan. Namun hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun rasa semangat
kami. Dan hari pengumpulan progres report pun datang, tim kami yang telah
melalui banyak kendala akhirnya mampu menyelesaikan progres report. Kemudian
tim kami pun lolos tahap kedua yaitu tahap progres report. Hal itu membuat tim
kami semakin yakin bahwa kami layak untuk ikut serta dalam Kompetisi Kincir
Angin Indonesia. Dari 76 tim yang lolos tahap pertama hanya 30 tim yang lolos
tahap kedua se-Indonesia. Dengan pengumuman tersebut juga menandakan bahwa kami
harus segera mnyelesaikan kincir angin kita. Dengan uji coba pendirian kincir
angin kita di kampus POLIJE membuat kami merasa siap untuk mengikuti lomba
KKAI. Uji coba terakhir sebelum keberangkatan ke jogja kami lakukan di pantai
watu ulo jember. Ketika satelah selesai pendirian di pantai watu ulo, kami
mendapatkan kendala yang membuat kami khawatir. Beberapa dari komponen kincir
angin kami tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Dengan penyelesaian singkat
akan kendala tersebut kami pun berangkat menuju pantai baru bantul Jogjakarta.
Ketika sesampai disana kami sedikit beristirahat pasca perjalanan yang panjang
dari Jember menuju Jogja. Dan memulai menyelesaikan sentuhan akhir dari kincir
angin kami. Dan pagi hari pada tanggal 16 september kami mengikuti kegiatan
awal dari serangkaian kegiantan KKAI yaitu technical meeting. Dari acara
tersebut kami pun mendapat kesimpulan bahwa kami akan mengubah sedikit konsep
dari kincir angin kami. Dan kami pun
mnyelesaikan pendirian kincir angin kami. Dengan sedikit perubahan konsep
kincir angin ini, ketika diberi beban ternyata menghasilkan daya yang sanggat
kecil. Dan malam harinya kami memperbaiki kincir angin. Keesokan harinya kami
sudah siap mengikuti lomba. Namun pada hari itu juga sensor arah kami mengalami
masalah dan kami menonaktikan sensor tersebut dan memperbaiki posisi sudu kami
yang sebelumnya dinonaktifkan sistim variable pitch karena sensor kecepatan
angin kami tidak berfungsi dengan baik. Dan banyak kendala – kendala lain yang menghampiri kami. Namun kami tak
mengurangi sedikit pun semangat kami. Di akhir kompetisi ternyata kami masih
belum bisa membawakan oleh oleh juara untuk kampus kami tercinta. Kami
berkesimpulan bahwa untuk tahun ini kami sudah menganalisa kelemahan dan
kekurangan dari kincir angin kami. Dan pada tahun berikutnya kami menargetkan
untuk juara. Besar harapan kami agar tahun berikutnya kami dapat mengikuti KKAI
lagi.
1 komentar:
Ini sip pisan.
Posting Komentar