Senin, 10 November 2014

DIKLAT KOMET 2014










 Dalam perjalanan organisasi dimanapun organisasi berada tentu diperlukan anggota untuk menjaga organisasi tersebut tetap berjalan. Anggota bagi organisasi merupakan pendukung maju tidaknya sebuah organisasi. Dengan dukungan anggota yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi maka akan membuat sebuah organisasi itu maju. Selain itu, maju tidaknya sebuah organisasi dapat dilihat dari kepengurusan dan jalannya kepengurusan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka organisasi melakukan regenerasi anggota dan pengurus.
  
Terkait hal tersebut, Komunitas Mahasiswa Teknik Energi Terbarukan (KOMET) Politeknik Negeri Jember, mengadakan diklat untuk Melakukan regenerasi anggota KOMET dan memberikan pengetahuan dan pengenalan tentang Teknik Energi Terbarukan. Tepatnya pada tanggal 27-28 September 2014, bertempat di Kampus Politeknik Negeri Jember.

     
Dalam diklat ini dihadiri oleh Pembina KOMET Yuli Hananto, ST,.Msi. sekaligus membuka diklat tersebut memberikan pengarahan agar diklat tersebut berjalan dengan baik hingga mampu mencetak mahasiswa energy terbarukan yang baik 


Diklat yang diketuai oleh Ari yhuda, mahasiswa TET semester 3 ini secara keseluruhan berjalan dengan lancar dengan mengangkat tema ‘Solid, Kritis dan Integritas’. Tema ini diangkat dengan maksud menyampaikan pesan kepada setiap orang, khususnya peserta diklat KOMET bahwa “ Kita harus selalu menjaga solidaritas antar anggota, berpikir kritis yang positif dan mempunyai integritas yang tinggi terhadap Energi Terbarukan”.


Sebanyak 176 mahasiswa mengikuti diklat ini. Hari pertama diklat diisi dengan materi-materi yang disampaikan oleh ibu Yuana Susmiati,S.TP.,M.si dan panitia diklat semester 3. Materi yang diberikan seputar potensi energy terbarukan di indonesia. Suasana berlangsung hangat, santai tapi serius, wajah-wajah berbinar nampak dari senyum mengembang para peserta menandakan antusiasme mereka dalam mengikuti diklat.


Berbeda dengan hari pertama, hari kedua diisi dengan outbond, para peserta dikenalkan dengan lapangan luar yaitu permainan yang menguji ketangkasan otak maupun fisik serta membutuhkan kerjasama yang baik.

Jumat, 07 November 2014

SEMINAR LOKAL "BIOETANOL ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN"

Sudah menjadi pembicaraan hangat di masyarakat dan media massa, kenaikan harga BBM sudah tidak bisa dielakkan lagi. Satu sisi dengan pertimbangan subsidi yang membengkak perlu dikendalikan agar tidak menguras APBN, sedangkan disisi lain kalau terjadi kenaikan pasti akan berdampak pada kenaikan kebutuhan hidup serta yang akan paling merasakan dampak tersebut adalah rakyat klas bawah.
Kebijakan eksplorasi dan eksploitasi energi, sampai saat ini masih menitikberatkan pada energi fosil yang pada saatnya akan habis. Kebijakan energi harusnya diarahkan pada konservasi energi untuk meningkatkan efisiensi energi pada sisi pemanfaatannya, demikian halnya dengan diversifikasi energi dengan tujuan meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional. Demikian dikatakan Ketua Program Studi Teknik Energi Terbarukan Jurusan Teknik Politeknik Negeri Jember (Polije) Muh. Nuruddin, ST, M.Si dalam seminat energi di Gedung Serbaguna Soetrisno Widjaja Sabtu kemarin (1/11/2014).
“Pemanfaatan bioenergi merupakan salah satu solusi mengatasi masalah ketergantungan terhadap sumber energi fosil”, ungkap Nuruddin. Potensi bioenergi di Indonesia sangat besar, terutama yang berasal dari sektor pertanian baik dari sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan dan peternakan.
Menurut Ketua Laboratorium Teknik Energi Terbarukan Yuana Susmiati. S.TP, M.Si, salah satu sumber energi yang sangat potensial dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai energi alternatif adalah Bioetanol. Sumber bahan baku pembuatan Bioetanol dapat berasal dari bahan baku yang mengandung glukosa atau gula, pati dan bahan belignoselulosa. “Sumber bahan baku Bioetanol dari bahan bergula adalah Tebu, Aren dan Sorgum Manis, yang dari bahan baku berpati berasal dari Sagu, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Jagung, sedangkan sumber bahan baku berlignoselulosa yaitu Jerami, Bagas dan Onggok”, cetus Yuana Susmiati dalam ketika menjadi narasumber seminar energi Sabtu.
Bioetanol merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena memiliki angka oktan yang lebih tinggi dibanding premium. “Angka oktan Bioetanol sebesar 115, sedangkan premiun 88 dan pertamax sebesar 98”, ungkap Yuana Susmiati dengan mantap. Bioetanol dapat dipergunakan sebagai aditif untuk menggantikan TEL atau MTBE yaitu yang berfungsi sebagai aditif peningkat nilai oktan yang mengandung timbal dan karsinogenik. “Penggunaan Bioetanol dapat mengurangi efek gas rumah kaca karena siklus emisi gas rumah kaca lebih rendah 14-19% dibandingkan dengan premium
Sebagai langkah edukasi kepada peserta seminar dengan harapan dapat disebarkan pemahaman dan pengetahuannya kepada masyarakat sekitarnya, maka dilakukan workshop pembuatan bioetanol yang berasal dari Singkong. Bahan yang harus disiapkan adalah Singkong 5 kg, Urea, NPK, ekstrak kecambah kedelai, air dan ragi. “Langkah pertama Singkong diparut untuk memperkecil ukuran dan mempersingkat reaksi, selanjutnya dijemur selama 2 hari sampai kering”, papar Yuana Susmiati. Selanjutnya parutan Singkong yang telah kering di blender dan dipanaskan dalam suhu 115oC dalam waktu 2 jam dan selanjutnya didinginkan untuk proses gelatinasi.
Tahap berikutnya dicampurkan ekstrak kecambah kedelai untuk memecah zat tepung menjadi gula sederhana atau glukosa dan proses berikutnya larutan tersebut dipanaskan selama 2 jam dalam suhu 38oC lalau didiamkan selama 24 jam untuk proses fermentasi selama 5 hari. “Untuk memperoleh bioetanol dilakukan melalui proses destilasi”, imbuh Yuasa Susmiati. Destilasi merupakan proses pemisahan etanol dari media fermentasi berdasarkan perbedaan titik didih. Sedangkan suhu destilasi yang optimal sebesar 78oC. Proses destilasi sederhana akan menghasilkan etanol dengan kemurnian 70%, sedangkan untuk memperoleh kadar etanol dengan kemurnian 95% perlu dilakukan destilasi bertingkat atau destilasi rektifikasi.

IEMC (Indonesia Energy Marathon Challenge) 2014

IEMC (Indonesia Energy Marathon Challenge) 2014, merupakan kontes mobil hemat energi yang di selenggarakan pada 16-19 oktober 2014 di Sirkuit Kenjeran Park , Surabaya. IEMC di selenggarakan  oleh DIKTI dan kepanitiaannya di serahkan ke Institut Teknoloigi Sepuluh November Surabaya.
                KOMET ELECTRIC POLIJE adalah salah satu tim perwakilan dari politeknik negeri jember yang mengikuti IEMC dengan kategori prototype dan kelas listrik. Untuk tim KOMET ELECTRIC POLIJE sendiri terdiri dari 10 anggota : Dr.Bayu Rudiyanto S.T, M.Si(Dosen Pembimbing), Mochammad Syafiudin(Manager team), Shofiuddin(Pengemudi 1), Cholis Indra M. (Pengemudi 2), Akhmad Firdaus V.(mekanik), Agus Susanto (Elektrikal), Yoecca Nasocha D.R (Bodi Konstruksi), Rico Rofian (Chassis), Silfia Juliana I.K. (Tim Support), Danial Ahmad Fauzi (Tim Support 2).
                KOMET ELECTRIC POLIJE merancang, membangun, dan berlomba dengan mobil KOMETRIC yang di desain dengan konsep Ringan, dan Hemat. Dengan perjuangan dan tekad, kometric dapat mengikuti perlombaan, dan mendapatkan hasil 124,1805 km/kWh, namun sayang hasil tersebut masih belum mencukupi untuk mendapatkan juara, akan tetapi dengan kekalahan tersebut, kami belajar tentang kekurangan dan untuk tahun depan di harapkan bisa lebih baik lagi.
Salam KOMET ELECTRIC POLIJE

Kompetisi Kincir Angin Indonesia



Kkai atau kompetisi kincir angin indonesia merupakan lomba yang diselenggarakan oleh dikti. Lomba ini rutin diselengarakan pada setiap tahunya dimulai pada 2011. Pada awalnya kami tim kincir angin politeknik negeri jember ikut serta pada tahun 2012. Pada saat itu kami memebentuk tim secara spontan, ketika sedang mengadakan acara tasyukuran pasca acara seminar lokal. Pada saat itu juga tim kincir angin terbentuk dan yang terdiri dari mahasiswa teknik energi terbarukan khususnya semester 3. Karena kurun waktu yang sempit kami pun menyelesaikan proposal dengan secepatnya. Dan akhirnya kami mengirim proposal tersebut dan menetapkan nama timi kami yaitu tim “Wind Power POLIJE SEMRIWING1”. Dengan terkirimnya proposal tersebut kami juga telah dibantu merancang konsep oleh dosen sekaligus pembina kami saat itu yaitu Bpk. Junaidi, SE. Beliau merupakan dosen yang selalu mendukung kami dan tentunya dosen lainnya dari program studi Teknik Energi Terbarukan juga ikut serta mendukung kami. Dan hari pengumuman kami sangat bergembira karena kami telah lolos tahap proposal. Kami sangat bahagia karena mendapat setitik harapan untuk kami berkarya ditingkat nasional. Akan tetapi tim kami mendapat sebuah kendala yang sangat besar yaitu tidak mendapat restu dan pihak dari kampus kami masih meragukan kemampuan dari tim kami. Selain itu kurun waktu untuk pelaksanaan lomba pun sangat sedikit. Akhirnya kami pun menunda untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut.
Setelah sekian lama menunggu kesempatan kedua, akhirnya pada tahun 2014 kesempatan itu tiba. Dan ternyata waktu penyelengaraan lomba KKAI tersebut lebih cepat dari pada tahun sebelumnya. Secara tak terduga kampus kami diundang untuk ikut serta dalam sosialisasi lomba KKAI. Dan dua orang dari tim kami segera berangkat menuju ke Jogja untuk mengikuti acara tersebut. Kemudian kami pun memulai untuk mengerjakan proposal dari kincir angin kita dengan sedikit perubahan pada dosen pembimbing kami yaitu bapak Ir. Joko Wibowo. Pada proposal kami yang kedua ini kami tetap mengunakan konsep kami pada proposal tahun lalu. Kami lebih mematangkan konsep dan lebih mendetailkan design dari kincir angin kami dan proposal siap untuk dikirimkan. Akhirnya hari pengumuman pun tiba dan tim kami lolos tahap pertama. Sedikit rasa khawatir muncul akan terulangnyai peristiwa seperti pada tahun lalu. Namun setelah meyakinkan dan menunjukan semangat kami pada pihak kampus, tim kami pun untuk pertama kalinya mendapatkan restu dan kesempatan untuk berkarya dengan konsep kincir angin kami di tingkat nasional. Target selanjutnya adalah lolos progres report. Selah hampir 1 bulan lebih kami membangun karya kami dengan tak kenal lelah. Dan pada saat itu pula masuk dalam bulan ramadhan. Namun hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun rasa semangat kami. Dan hari pengumpulan progres report pun datang, tim kami yang telah melalui banyak kendala akhirnya mampu menyelesaikan progres report. Kemudian tim kami pun lolos tahap kedua yaitu tahap progres report. Hal itu membuat tim kami semakin yakin bahwa kami layak untuk ikut serta dalam Kompetisi Kincir Angin Indonesia. Dari 76 tim yang lolos tahap pertama hanya 30 tim yang lolos tahap kedua se-Indonesia. Dengan pengumuman tersebut juga menandakan bahwa kami harus segera mnyelesaikan kincir angin kita. Dengan uji coba pendirian kincir angin kita di kampus POLIJE membuat kami merasa siap untuk mengikuti lomba KKAI. Uji coba terakhir sebelum keberangkatan ke jogja kami lakukan di pantai watu ulo jember. Ketika satelah selesai pendirian di pantai watu ulo, kami mendapatkan kendala yang membuat kami khawatir. Beberapa dari komponen kincir angin kami tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Dengan penyelesaian singkat akan kendala tersebut kami pun berangkat menuju pantai baru bantul Jogjakarta. Ketika sesampai disana kami sedikit beristirahat pasca perjalanan yang panjang dari Jember menuju Jogja. Dan memulai menyelesaikan sentuhan akhir dari kincir angin kami. Dan pagi hari pada tanggal 16 september kami mengikuti kegiatan awal dari serangkaian kegiantan KKAI yaitu technical meeting. Dari acara tersebut kami pun mendapat kesimpulan bahwa kami akan mengubah sedikit konsep dari kincir angin kami.  Dan kami pun mnyelesaikan pendirian kincir angin kami. Dengan sedikit perubahan konsep kincir angin ini, ketika diberi beban ternyata menghasilkan daya yang sanggat kecil. Dan malam harinya kami memperbaiki kincir angin. Keesokan harinya kami sudah siap mengikuti lomba. Namun pada hari itu juga sensor arah kami mengalami masalah dan kami menonaktikan sensor tersebut dan memperbaiki posisi sudu kami yang sebelumnya dinonaktifkan sistim variable pitch karena sensor kecepatan angin kami tidak berfungsi dengan baik. Dan banyak kendala – kendala lain  yang menghampiri kami. Namun kami tak mengurangi sedikit pun semangat kami. Di akhir kompetisi ternyata kami masih belum bisa membawakan oleh oleh juara untuk kampus kami tercinta. Kami berkesimpulan bahwa untuk tahun ini kami sudah menganalisa kelemahan dan kekurangan dari kincir angin kami. Dan pada tahun berikutnya kami menargetkan untuk juara. Besar harapan kami agar tahun berikutnya kami dapat mengikuti KKAI lagi.



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More